AHMAD JAIBIL 1004411126 V.C

Kamis, 10 Januari 2013

TUGAS V

MACAM-MACAM PENGKODEAN SALURAN

  1. Unipolar
  2. Pengkodean saluran jenis polar tunggal atau unipolar adalah suatu pengkodean yang paling sederhana. Pengkodean unipolar hanya menggunakan sebuah level tegangan atau satu polaritas untuk menyatakan dua posisi bilangan biner yaitu yaitu 0V (bila tidak ada tegangan) dan +V untuk menyatakan data biner 0 dan 1. Pengkodean unipolar mempunyai sedikit dua persoalan, yakni komponen DC dan sinkronisasi.
    • Komponen DC
    • Apabila amplitudo rata-rata dari sinyal unipolar tidak nol (1), maka hal ini disebut dengan komponen DC (dengan frekuensi nol). Dan apabila sinyal berisi komponen DC, maka tidak dapat disalurkan ke media tertentu yang mana kebanyakan media tidak dapat menangani komponen DC.
    • Sinkronisasi
    • Bila sinyal tidak bervariasi, maka penerima tidak dapat membedakan mana yang awal dan mana yang akhir dari tiap-tiap bit. Inilah masalah sinkronisasi dari pengkodean unipolar, yang memungkinkan aliran datanya terdiri dari deretan panjang logika 1 atau 0. Pengkodean digital menggunakan perubahan level tegangan untuk mengindikasikan adanya perubahan bit. Perubahan sinyal juga memberikan indikasi bahwa satu bit telah berakhir dan dimulai bit berikutnya.
      Adapun contoh gambar dari pengkodean polar tunggal (unipolar), yaitu pada Gambar 1.
    • Bipolar
    • Jenis pengkodean bipolar yaitu pengkodean dengan menggunakan 3 (tiga) buah level tegangan, yaitu: –V, 0V, dan +V untuk menyatakan data biner. Bit logika 0 akan bernilai level tegangan nol dan bit logika 1 direpresentasikan terjadi pembalikan tegangan baik positif ke negatif maupun dari negatif ke positif. Ada 2 (dua) contoh pengkodean bipolar yaitu bipolar Alternate Mark Inversion (AMI) dan 2BIQ (Gambar 2).
      Gambar 2. Bipolar
      • Bipolar Alternate Mark Inversion (AMI)
      • Bipolar Alternate Mark Inversion (AMI) adalah jenis pengkodean bipolar yang paling sederhana dengan menggunakan level tegangan 0V untuk menyatakan data biner 0, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan level tegangan –V dan +V secara bergantian. Sesuai dengan namanya yaitu alternate mark inversion, yang mana kata mark sendiri berasal dari istilah dalam telegrafi yang artinya 1. Jadi, artinya AMI adalah alternate 1 inversion atau pembalikan 1 yang berganti-ganti. Dengan kata lain, tegangan nol direpresentasikan sebagai bit 0. Bit 1 adalah representasi oleh tegangan positif dan tegangan negatif yang berganti-ganti, misalnya 1 pertama tegangannya positif, lalu 1 kedua tegangannya negatif, berikutnya 1 ketiga positif lagi dan 1 keempat negatif dan seterusnya seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini (Gambar 3)
        .
        Gambar 3. Bipolar Alternate Mark Inversion (AMI)
        Ada variasi lain dari bipolar AMI, yaitu yang disebut Pseudoternary, dimana bit 0 yang berganti-ganti antara tegangan positif dan negatif. Dengan cara seperti diatas maka AMI pertama, mempunyai komponen DC nol, kedua urutan bit 1 nya yang panjang masih sinkron. Pada bipolar AMI tidak memiliki mekanisme sikronisasi untuk bit 0 yang panjang. Ada 2 (dua) variasi bipolar AMI yang telah dikembangkan untuk memecahkan masalah sinkronisasi urutan 0, khususnya untuk transmisi yang jaraknya jauh. Pertama yang digunakan di Amerika Utara, yaitu yang disebut Bipolar 8 Zero Subtitution (B8ZS). Dan yang kedua yaitu yang digunakan di Eropa dan Jepang, yang disebut dengan High Density Bipolar 3 atau (HDB3). Kedua-duanya merupakan adaptasi dari bipolar AMI yang dimodifikasi dari bentuk aslinya dalam rangka mengatasi permasalahan urutan bit 0 yang panjang.
      • 2B1Q
      • Pengkodean 2B1Q digunakan untuk pengkodean dua data biner. Data “00” dinyatakan dengan level tegangan -23 V, data “11” dinyatakan dengan level tegangan +1V, data “01” dinyatakan dengan level tegangan -21 V, data “10” dinyatakan dengan tegangan +3 V.
        Contoh pengkodean 2B1Q ditunjukkan pada gambar berikut (Gambar 4).

        Gambar 4. 2BIQ
    • Polar
    • Pengkodean polar menggunakan menggunakan 2 (dua) buah level tegangan yaitu –V dan +V. Pengkodean saluran dalam kelompok polar, dibagi-bagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu:
      • Non-Return to Zero (NRZ)
      • Return to Zero (RZ)
      • Manchester
      • Differential Manchester.
      Jenis pengkodean polar menggunakan 2 (dua) buah level tegangan yaitu –V dan +V (tegangan positif dan negatif) untuk menyatakan data biner dengan nilai 0 dan 1. Bagan klasifikasi pengkodean saluran jenis polar digambarkan sebagai berikut ini. Perbedaan dari masing-masing jenis pengkodean saluran dari kelompok polar ini dapat dijelaskan sebagai berikut (Gambar 5)
      .

      Gambar 5. Polar
      • Non-Return to Zero (NRZ)
      • Pengkodean saluran jenis Non-Return to Zero (NRZ) dibedakan menjadi dua yaitu
        • NRZ-L
        • NRZ-L menggunakan level +V digunakan untuk menyatakan data biner 0, sedangkan level tegangan –V digunakan untuk menyatakan data biner 1 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6, bagian atas.
        • NRZ-I (Non-Return to Zero – Inverted)
        • Sedangkan NRZ-I representasi level –V atau +V menyatakan adanya perubahan data biner dari menuju logika 1. Artinya, setiap ada perubahan urutan data biner dari 0 ke 1 atau 1 ke 1, maka level tegangan akan berubah dari sebelumnya. Misalkan level sebelumnya +V maka perubahan bit 0 ke 1 atau 1 ke 1 menyebabkan levelnya menjadi –V dan sebaliknya jika level sebelumnya –V maka perubahan data biner dari 0 ke 1 atau 1 ke 1 menyebabkan levelnya berubah menjadi +V. Perubahan data dari 0 ke 0 dan 1 ke 0 tidak akan menyebabkan perubahan level tegangan.
          Contoh pengkodean saluran jenis NRZ ditunjukkan pada gambar berikut (Gambar 6).
        Gambar 6. Non-Return to Zero (NRZ)
      • Return to Zero (RZ)
      • Pengkodean saluran jenis Return to Zero (RZ) menggunakan level –V dan +V dengan transisi di pertengahan bit data biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi dari level –V menuju 0V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi dari level 0V menuju +V.
        Contoh pengkodean saluran jenis RZ ditunjukkan pada gambar berikut ini (Gambar 7).
        Gambar 7. Return to Zero (RZ)
      • Manchester
      • Pengkodean Manchester yang digunakan jaringan LAN. Pengkodean Manchester (Gambar 8), menggunakan level –V dan +V dengan transisi ditengah-tengah bit data biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi level tegangan dari +V menuju –V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi level tegangan dari –V menuju +V.
      • Differential Manchester
      • Pengkodean Differential Manchester digunakan pada jaringan token-ring dan merupakan modifikasi pengkodean Manchester, dimana letak transisi level tegangan dari –V menuju +V atau sebaliknya yaitu +V menuju –V dipengaruhi oleh data biner. Data biner 0 ditandai dengan transisi level tegangan terletak di awal interval data bit, sedangkan data biner 1 ditandai dengan transisi level tegangan terletak ditengah interval bit dari data. Contoh pengkodean Manchester dan Differential Manchester ditunjukkan pada gambar berikut ini (Gambar 8).

        Gambar 8. Pengkodean Manchester dan Differential Manchester

Tidak ada komentar:

Posting Komentar